Mistery Serba Lima di Gunung Padang

Mistery Serba Lima di Gunung Padang - Menelusuri keunikan Situs Megalit, Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat tidak pernah membuat bosan.

Sebuah keunikan lain yang serba kebetulan, di Gunung Padang semuanya serba lima. Rustandi, petugas pengelola Gunung Padang menjelaskan, situs purbakala tersebut dikelilingi lima gunung.

Di sebelah barat ada Gunung Karuhun, sebelah selatan Gunung Emped, di timur ada Gunung Malati, di timur laut ada Gunung Pasir Malang, dan di sebelah utara ada Gunung Batu.


http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Gunung-Padang-1.jpg

Gunung tersebut pun dikelilingi lima sungai, yaitu Sungai Cikuta, Panggulaan, Monjong, Emped, dan sungai yang mengalir dari Gunung karuhun.

Bukan hanya itu, Situs Gunung Padang juga dibangun menghadap lima gunung, yaitu Gunung Pasir Pogor, Gunung Cikencana, Gunung Pangrango, Gunung Gede, dan Gunung Batu.

Kebetulan pulan, biasanya, orang Sunda menjadikan Gunung Gede sebagai patokan menentukan arah kiblat.

Situs Gunung Padang pun memiliki lima teras atau undakan. Teras pertama disebut teras batu gamelan dan masigit (masjid).

Teras kedua disebut teras lumbung. Teras ketiga disebut teras batu kursi atau tempat musyawarah. Teras keempat teras batu gendong, dan kelima teras singgasana raja.

Kelima teras memiliki fungsi masing-masing. Teras pertama berfungsi untuk ruang aula seni dan beribadah. Di teras pertama ini ada batu dengan bentuk memanjang dan memiliki suara layaknya gamelan bila dipukul.

Teras kedua berfungsi sebagai ruang penyimpanan padi atau bahan makanan. Teras ketiga berfungsi sebagai tempat musyawarah, teras keempat tempat pernasiban, dan teras kelima untuk tempat duduk raja.

Batu-batu yang berserakan di puncak Gunung Salak pun rata-rata berbentuk prisma segi lima.

"Hampir 95 persen batu di sini memiliki lima sudut, dan letaknya rata-rata mengarah ke Gunung Gede," jelas Rustandi.

Menurutnya, Situs Gunung Padang tertutup pepohonan besar sebelum dibuka. Lantas, karena masyarakat menebangnya dan karena faktor alam, Situs Gunung Padang pun akhirnya menjadi serakan batu-batu besar saja.

"Tapi, memang dari dulu masyarakat di sini sudah tahu keberadaan tempat ini," ungkapnya. ( tribunnews.com )

Blog : Berita Tekhnologi | Mistery Serba Lima di Gunung Padang

READ MORE - Mistery Serba Lima di Gunung Padang

Tendangan Penalti Dari Sudut Ilmu Matematika

Tendangan Penalti Dari Sudut Ilmu Matematika - Rumus tendangan penalti yang diajukan matematikawan David Lewis bukan asal-asalan. Untuk menghasilkan formulanya itu, Lewis menganalisis tendangan penalti yang diambil tim Inggris di turnamen-turnamen besar sejak 1962.

Lewis dan timnya menemukan contoh tendangan penalti yang sempurna ada pada sepakan Alan Shearer ketika Inggris berhadapan dengan Argentina di babak perempatfinal Piala Dunia 1998. Sayang, saat itu Inggris kalah. “Selama ini penalti hanya digambarkan bak lotere, untung-untungan,” kata Lewis. “Kami menganjurkan tim nasional Inggris untuk berlatih menggunakan rumus ini.”


http://images.tempo.co/?id=113854&width=620
Pesepakbola AC Milan Zlatan Ibrahimovic melakukan tendangan penalti ke gawang Fiorentina yang dijaga kiper Artur Boruc dalam pertandingan Serie A di stadion San Siro, Milan, Italia, Sabtu (7/4). REUTERS/Alessandro Garofalo

Entah rumus itu dipakai atau tidak, tapi kenyataannya Inggris disingkirkan oleh Italia di babak perempat final Piala Eropa 2012 melalui drama adu penalti. Mungkin, seandainya rumus itu dipakai, hasilnya bisa berbeda.

Lewis dan timnya menentukan kecepatan yang ideal untuk sebuah bola tendangan penalti adalah 25-29 meter per detik. Sedangkan untuk ancang-ancang, dia menyarankan 4-6 langkah saja. Ancang-ancang sampai sejauh 10 meter, menurut mereka, banyak yang gagal.

Jangan terlalu lama pula untuk menyepak bola. Waktu yang ideal untuk ancang-ancang hingga akhirnya melesakkan bola adalah tiga detik atau kalau bisa lebih singkat lagi.

INI RUMUS MATEMATIKANYA

Bila Anda seorang kiper, hafalkan rumus ini: (((X+Y+S)/2)x((T+I+2B)/4))+(V/2)-1. “Itu rumus tendangan penalti,” kata David Lewis, matematikawan asal Inggris. Maksudnya, berkat rumus itu, penendang penalti bisa dengan mudah menceploskan bola. Nah, jika kiper tahu rumus itu, ia juga bisa mematahkannya dengan gampang.

Apa arti rumus itu? X adalah penempatan bola dari titik pusat gawang, Y merupakan ketinggian terbang bola, S jumlah langkah yang diambil sebelum menendang. T adalah waktu antara meletakkan bola di titik putih dan eksekusi. I adalah waktu antara inisiatif pertama penjaga gawang untuk bergerak dan bola ditendang.


B adalah posisi kaki yang menendang. Adapun V merupakan kecepatan bola begitu ditendang. Jika tak sempat menghapal rumus itu, tak perlu khawatir. Ada cara lain untuk menangkal eksekusi penalti.

Menurut Ofer Azar, ahli psikologi ekonomi di Israel, diam di tengah gawang adalah cara terbaik buat kiper menepis bola hasil eksekusi penalti.

Temuan itu menjadi sebuah paradoks. Sebab, 93,7 persen dari kejadian tendangan penalti, kiper justru tidak diam di tempatnya. Mereka memilih untuk melompat.


Azar menganalisis 286 tendangan penalti yang terjadi dalam pertandingan antarnegara elite sepak bola di dunia. Dari sana terungkap, 33,3 persen penyelamatan gawang dari ekskusi penalti terjadi oleh kiper yang diam di tempat. Bandingkan dengan hanya 12,6 persen kegagalan eksekusi penalti karena kipernya melompat ke kanan dan 14,2 persen ketika kiper menerjang ke kiri.


Para peneliti masalah ini percaya bahwa anomali itu merupakan bentuk kebalikan manifestasi dari apa yang dikenal dalam psikologi ekonomi sebagai efek inaksi atau bias penghilangan. Efek atau bias itu bermakna bahwa orang-orang cenderung menderita penyesalan yang jauh lebih dalam setelah sebuah tindakan negatif yang dilakukannya ketimbang atas tindakan yang belum sempat dilakukannya.


Dalam kasus penjaga gawang, para kiper akan merasa sangat menyesal apabila membiarkan sebuah gol terjadi dengan hanya diam di tengah gawang. Kalau mereka melompat, setidaknya mereka akan merasa sudah mencoba untuk menyelamatkan gawang yang menjadi tanggung jawabnya.


Asumsi itu sejalan dengan survei yang dilakukan Azar dan kawan-kawannya terhadap 32 kiper di liga domestik Israel. Dari 15 kiper yang menyatakan bahwa penempatan posisi bisa membuat beda perasaan bersalah ketika gol terjadi dari eksekusi penalti, 11 di antaranya mengaku merasa sangat menyesal jika mereka diam di tengah dan tidak melompat.


Azar bisa saja benar. Dan tak ada salahnya para kiper membuktikannya. Tapi, satu hal yang pasti, jangan pernah biarkan para
striker mengetahui tip ini. ( tempo.co )


Blog : Berita Tekhnologi | Tendangan Pinalti Dari Sudut Ilmu Matematika

READ MORE - Tendangan Penalti Dari Sudut Ilmu Matematika

Ada Lingkaran Misterius Serupa "Crop Circle" di Namibia

Ada Lingkaran Misterius Serupa "Crop Circle" di Namibia — Fenomena lingkaran misterius atau crop circle dijumpai di berbagai belahan dunia. Lingkaran misterius tersebut juga dijumpai di padang rumput Namibia. Sama seperti di Indonesia dan bagian dunia lainnya, penyebabnya hingga kini belum diketahui.

Lingkaran tersebut tampak sebagai area kecil tanah yang gundul, dikelilingi oleh rerumputan di pinggirnya, dan di tengah padang rumput yang luas. Rumput yang mengelilingi lingkaran itu tampak tegak, seperti menegaskan bahwa bagian tersebut menjadi pembatas lingkaran.



http://assets.kompas.com/data/photo/2012/06/28/1457546620X310.jpg

Lingkaran misterius yang dijumpai di Namibia.


Walter Tschinkel, biolog dari Florida State University, AS, tertarik mempelajari fenomena tersebut. Ia pergi ke Gurun Namib di Namibia untuk meneliti dan memanfaatkan data satelit untuk menganalisis. Hasil risetnya dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, Rabu (27/6/2012).

Beberapa hal terkuak dari hasil penelitian Tschinkel. Di antaranya, usia lingkaran gaib itu bervariasi. Lingkaran yang kecil bisa berusia 24 tahun, sementara lingkaran yang lebih besar bisa mencapai umur 75 tahun.

Tschinkel juga menemukan bahwa lingkaran itu memiliki siklus. Dengan membandingkan data satelit tahun 2004 dan 2008, ia menemukan bahwa lingkaran itu cukup stabil. Lingkaran muncul, berkembang lebih besar, dan akhirnya hilang hanya meninggalkan sedikit jejak.

Lingkaran misterius tersebut bisa berdiameter mulai dari 2 meter hingga 12 meter. Sementara itu, berdasarkan perkiraan umur mulai lingkaran terbentuk hingga menghilang (revegetasi) bisa mencapai 60 tahun.

Meski beberapa hal berhasil dijelaskan, asal-usul lingkaran misterius itu belum bisa diketahui. Tschinkel memperkirakan bahwa lingkaran itu adalah produk dari organisasi yang dilakukan tumbuhan untuk mengatur dirinya.

"Ada model matematika yang didasarkan pada ide bahwa tumbuhan bisa menarik nutrisi terhadap dirinya, yang akan berpengaruh positif pada pertumbuhannya dan berefek negatif pada tumbuhan yang jaraknya lebih jauh," papar Tschinkel seperti dikutip Livescience, Kamis (28/6/2012).

Namun tetap saja, perkiraan tersebut belum bisa menjelaskan secara detail, bagaimana sebenarnya lingkaran misterius itu terbentuk. Saat ini belum ada dana penelitian untuk menyelidiki hal itu. Jadi, tampaknya lingkaran tersebut masih akan menjadi enigma.

Tschinkel tetap menganggap bahwa fenomena ini layak dipelajari. Tschinkel sama sekali tak menyebut atau menduga bahwa lingkaran ini berkaitan dengan alien. "Ini sains, kan? Kalau Anda mengetahui jawabannya, itu akan jauh lebih menyenangkan," katanya. ( kompas.com )


READ MORE - Ada Lingkaran Misterius Serupa "Crop Circle" di Namibia

Fenomena Mesin Waktu di Blora Kerap Terjadi, Kasus Bus Pahala Kencana Terheboh

Fenomena Mesin Waktu di Blora Kerap Terjadi, Kasus Bus Pahala Kencana Terheboh - Peristiwa langka bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura yang pindah dalam sekejap ke hutan jati wilayah Blora, Jawa Tengah ternyata bukan pertama kali terjadi. Adalah Briptu Soewignyo yang sehari-hari berdinas di Sentra Pelayanan Masyarakat Polsek Todanan, Blora, Jawa Tengah, menyatakan tak heran lagi adanya peristiwa ganjil yang terjadi di kawasan Hutan Bonggan tersebut.

Rimba yang kerap disalahgunakan sekelompok orang yang bertujuan ingin kaya mendadak itu, beberapakali mencuatkan fenomena ganjil berbau mistis. Selama sembilan tahun terakhir, setidaknya telah empat kali ada kejadian ganjil.


http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Truk_Semen_Blora.jpg
truk Beton Jaya Mix,juga ikut tersesat di dalam hutan


"Yang paling heboh ya, bus Pahala Kencana dan dua truk tronton tiba-tiba ada di tengah hutan Bonggan kemarin," kata Briptu Soewignyo kepada Tribunnews, Minggu (24/6/2012).

Polisi yang telah menjadi kakek dari dua cucu ini mengungkapkan, kejadian aneh pertama terjadi sekitar sembilan tahun lalu. Grup kesenian ketoprak yang disewa warga untuk menghibur masyarakat dalam hajatan, malah tersesat di kawasan hutan.

"Ya warga di sini heboh, karena ditunggu-tunggu ketopraknya enggak datang. Tahu-tahu besoknya ramai, karena grup ketoprak itu ada di tengah hutan. Bingung juga karena mereka merasa main ketoprak di rumah yang punya hajatan," kisah Briptu Soewignyo.

Tiga tahun lalu, giliran penduduk setempat. Ketika mengendarai motor malam hari dekat kawasan hutan, juga tersesat di belantara.

"Dia enggak bisa pulang selama dua hari dua malam. Setelah diikhitiarkan, baru ketemu. Ternyata dia di tengah hutan. Ngakunya ya lagi naik motor saja di jalan," tutur Soewignyo.

Polisi yang 18 bulan lagi pensiun ini pun mengalami sendiri pengalaman unik seperti itu. Menurut cerita Soewignyo, saat ia mau pulang dari Mapolsek Todanan, hujan deras mengguyur wilayah Blora.
Sebelum menerobos guyuran hujan, ia mengenakan jas hujan dan helm. Setelah menempuh perjalanan beberapa kilometer menuju rumahnya di Kenduruan, Blora, ia melintas di kawasan hutan.

"Lampu utama motor saya tiba-tiba rusak, mau copot kacanya. Terus saya betuli sejenak, selanjutnya sambil jalan saya pegangi. Tapi, saya enfgak sampai-sampai rumah. Ternyata saya semalam suntuk ada di tengah hutan," ujar Briptu Soewignyo lalu tertawa.

"Itu pengalaman yang terlupakan, karena aneh. Saya merasa naik motor di jalan, ternyata ada orang yang melihat saya mengatakan, saya ada di tengah makam. Mereka mengira saya penjahat, karena malam kan enggak bisa melhat saya dengan jelas. Apalagi saya pakai mantel dan helm," jelasnya.

Paginya, Soewignyo baru menyadari berada di tengah makam, setelah ditegur orang.

"Sejak peristiwa itu, kalau saya melintas dekat kawasan itu, ya nyanyi-nyanyi saja sekerasnya. Dibilang takut berani tidak, takut pun tidak. Cuma ya repot, kalau kejadian yang saya alami terulang," kata ayah empat anak ini lalu tertawa lagi.

Kendati demikian, Briptu Soewignyo mengimbau agar masyarakat mengambil hikmahnya, bukannya terjebak klenik.

"Mari jadikan pelajaran peristiwa apapun, termasuk yang aneh tapi nyata seperti itu. Jangan sampai pikiran kosong, atau melamun saat di jalanan atau saat melakukan apa saja. Lebih penting lagi, jangan lupa salat. Saya yakin kalau iman kita kuat, Insya Allah tak akan mengalami hal-hal seperti itu. Itulah pelajaran yang saya petik," tutur Briptu Soewignyo.

Kejadian aneh bin ajaib menimpa sebuah bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura dan truk beton Jaya Mix. Seperti masuk sebuah mesin waktu, kedua kendaraan besar tersebut secara tiba-tiba berada di sebuah hutan jati gelap gulita di kawasan Blora, Jawa Tengah dalam waktu sekejap.

Awalnya bus Pahala Kencana dan truk beton melintas di jalur pantura tepatnya di jalur Juwana-Rembang,Kamis(22/6/2012) dini hari. Karena situasi macet sang sopir mencoba mencari jalur alternatif. Akan tetapi sesampainya di jalur Jaken, atau Kabupaten Pati wilayah paling selatan, sopir merasa sudah berada di jalur pantura, namun justru mengarah ke Kabupaten Blora.

Ketika melintas, memang lajur yang dilalui adalah jalan desa, mendadak mereka masuk ke hutan Gadogan di desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Wilayah ini dikenal sebagai perbukitan hutan jati. Anehnya, saat mau mendahului truk beton yang berada di depannya, kernet mencoba menahan sopir, agar truk naik dulu ke jalan yang menanjak, setelah truk bisa naik, bus mencoba naik, namun ban belakang selip dan mundur, kemudian terdengar suara benturan, kernet seketika turun dan mencoba mengecek, setelah dicek dengan sopir, mesin seketika mati, saat sopir mengecek body bus, seketika kaget, karena dia melihat pohon jati dan setelah memutar dia berada di tengah-tengah hutan, dia mulai tersadar jam 02.30 WIB dini hari dan kernet mencoba membangunkan penumpang yang berjumlah 33 orang. ( tribunnews.com )

Blog : Berita Tekhnologi | Fenomena Mesin Waktu di Blora Kerap Terjadi, Kasus Bus Pahala Kencana Terheboh

READ MORE - Fenomena Mesin Waktu di Blora Kerap Terjadi, Kasus Bus Pahala Kencana Terheboh

Tak Ada Jejak Ban dan Body Bus Masih Mulus Tapi Sudah Ada di Hutan

Tak Ada Jejak Ban dan Body Bus Masih Mulus Tapi Sudah Ada di Hutan - Salah seorang saksi mata yang juga warga Blora, Jawa Tengah bernama Luckie Oktavian mengatakan tidak ada sama sekali jejak ban bus Pahala Kencana ataupun truk beton yang tiba-tiba berada di dalam hutan kawasan Todanan dalam waktu sekejap tersebut.

Menurut Luckie, semua yang menyaksikan kondisi bus dan kedua truk terheran-heran karena tidak terlihat bekas jejak ban.

"Kondisi bus juga mulus, tidak ada lecet-lecet karena bergesekan dengan batang dan ranting pohon di hutan jati Desa Kedung Bacin," kata Luckie kepada Tribunnews.com, Minggu(24/6/2012).


http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Pahala-Kencana_Blora_II.jpg
Bus Pahala Kencana yang dalam sekejap berpindah tempat dari jalur pantura ke hutan jati gelap gulita

Luckie menuturkan, saat berada di lokasi petugas dari Polsek Todanan sudah berada di sana. Petugas langsung memotret ketiga kendaraan yang belum berhasil dievakuasi tersebut.

"Saya tiba di lokasi Kamis sore. Saya tiba, warga dan petugas sedang berusaha membuat jalan darurat dengan warga," ujar Luckie. Dia menambahkan, saat bus dan kedua truk akan dievakuasi, kondisi sudah sore, namun upaya evakuasi terus dilakukan.

Petugas juga mendatangkan staf mekanik Pahala Kencana di pool Kudus, Jawa Tengah, ke lokasi.

Kejadian aneh bin ajaib menimpa sebuah bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura dan truk beton Jaya Mix. Seperti masuk sebuah mesin waktu, kedua kendaraan besar tersebut secara tiba-tiba berada di sebuah hutan jati gelap gulita di kawasan Blora, Jawa Tengah dalam waktu sekejap.

Awalnya bus Pahala Kencana dan truk beton melintas di jalur pantura tepatnya di jalur Juwana-Rembang,Kamis(22/6/2012) dini hari. Karena situasi macet sang sopir mencoba mencari jalur alternatif. Akan tetapi sesampainya di jalur Jaken, atau Kabupaten Pati wilayah paling selatan, sopir merasa sudah berada di jalur pantura, namun justru mengarah ke Kabupaten Blora.

Ketika melintas, memang lajur yang dilalui adalah jalan desa, mendadak mereka masuk ke hutan Gadogan di desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Wilayah ini dikenal sebagai perbukitan hutan jati. Anehnya, saat mau mendahului truk beton yang berada di depannya, kernet mencoba menahan sopir, agar truk naik dulu ke jalan yang menanjak, setelah truk bisa naik, bus mencoba naik, namun ban belakang selip dan mundur, kemudian terdengar suara benturan, kernet seketika turun dan mencoba mengecek, setelah dicek dengan sopir, mesin seketika mati, saat sopir mengecek body bus, seketika kaget, karena dia melihat pohon jati dan setelah memutar dia berada di tengah-tengah hutan, dia mulai tersadar jam 02.30 WIB dini hari dan kernet mencoba membangunkan penumpang yang berjumlah 33 orang. ( tribunnews.com )

Blog : Berita Tekhnologi | Tak Ada Jejak Ban dan Body Bus Masih Mulus Tapi Sudah Ada di Hutan

READ MORE - Tak Ada Jejak Ban dan Body Bus Masih Mulus Tapi Sudah Ada di Hutan

Ada Mesin Waktu di Blora, Bus Pindah Dalam Sekejap Masuk Hutan

Ada Mesin Waktu di Blora, Bus Pindah Dalam Sekejap Masuk Hutan - - Kejadian aneh bin ajaib menimpa sebuah bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura dan truk beton Jaya Mix. Bus itu mengangkut 33 penumpang.

Seperti masuk sebuah mesin waktu, kedua kendaraan besar tersebut secara tiba-tiba berada di sebuah hutan jati gelap gulita di kawasan Blora, Jawa Tengah.


http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Pahala-Kencana_Bus.jpg
bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura dan truk Beton Jaya Mix, tepatnya di Desa.Kedungbacin Kec.Todanan Kab.Blora tiba-tiba berada di hutan

Awalnya, bus Pahala Kencana dan truk beton melintas di jalur pantura, tepatnya di jalur Juwana-Rembang, Kamis (22/6/2012) dini hari.

Karena lalu lintas macet, sang sopir mencoba mencari jalur alternatif. Akan tetapi sesampainya di jalur Jaken atau Kabupaten Pati wilayah paling selatan, sopir merasa sudah berada di jalur pantura, namun justru mengarah ke Kabupaten Blora.

Ketika melintas, memang lajur yang dilalui adalah jalan desa. Entah bagaimana, bus tersebut mendadak masuk ke kawasan hutan jati Gadogan di Desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora.

Ceritanya, ketika menempuh jalan pintas itu, di perbukitan yang dipenuhi pohon jati, bus berjumpa dengan truk beton.

Sopir berusaha mendahului truk namun kernet meminta sopir membiarkan truk duluan mendaki. Truk akhirnya bisa mendaki, disusul bus.

Pendakian bus tidak mulus. Ban belakang selip, lalu berjalan mundur. Kemudian terdengar suara benturan.

Kernet dan sopir turun dari bus coba melihat apa yang terjadi. Tiba-tiba, mesin mobil mati. Sopir dan kernet kaget bukan main karena menyadari posisi mobil tidak lagi di jalan tapi di tengah-tengah hutan jati.

Waktu itu pukul 02.30 dini hari. Kernet membangunkan 33 orang penumpang bus.

Sekitar pukul 06.30 WIB, kru mencoba mencari pemukiman warga dan meminta bantuan. Warga lalu melapor kepada lurah setempat.

Setelah sekitar lima jam di tengah hutan jati itu, pertolongan datang. Mobil patroli bersusah payah masuk ke TKP. Maklumlah, lokasi bus itu rupanya hanya jalan setapak.

Agar bisa keluar, sebagian pohon ditebang dan jalanan diratakan. Pada pukul 18.35, barulah bus itu mencapai jalan desa.

Anggota Sektor Pelayanan Masyarakat Polsek Todanan, Blora, Jawa Tengah, Briptu Suwignyo, yang dikonfirmasi, terheran-heran. Bodi bus dan truk tidak lecet terkena ranting pohon kalaulah kedua mobil itu menerabas hutan dan memaksa melewati jalan setapak di hutan jati itu.

"Ini memang kejadian aneh, tapi nyata. Wong, bus dan tronton itu lagi melaju di jalan raya, tiba- tiba ada di hutan. Dan, anehnya lagi, gak ada body bus maupun truk yang tergores. Padahal, kendaraan itu di antara rerimbunan pohon," tutur Briptu Suwignyo kepada Tribunnews.com, Minggu (24/6/2012).

Logikanya, kata Briptu Suwignyo body bus truk tergores ranting-ranting atau tumbuh-tumbuhan belukar apabila memang sengaja mengambil rute jalan setapak.

"Ranting pohon yang menjepit bus besar-besar. Untuk mengeluarkan bus dan tronton itu, kami bersama warga perlu membabati dan menguruk jalan, karena harus melalui persawahan," katanya.

Pihak PO Bus Pahala Kencana ketika dikonfirmasi mengenai kabar tersebut belum mau memberikan informasi detail. Mereka berjanji akan memberikan keterangan pada hari Senin(25/6/2012) besok.

"Besok saja mas, sekarang hari libur, enggak ada orang," kata seorang petugas saat dihubungi ( Tribunnews.com )

Blog : Berita Tekhnologi | Ada Mesin Waktu di Blora, Bus Pindah Dalam Sekejap Masuk Hutan

READ MORE - Ada Mesin Waktu di Blora, Bus Pindah Dalam Sekejap Masuk Hutan

Ternyata Situs Gunung Padang 10 Kali Luas Borobudur

Ternyata Situs Gunung Padang 10 Kali Luas Borobudur --Tim Terpadu Penelitian Mandiri Situs Gunung Padang, yang beranggotakan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, kembali melakukan penelitian lapangan di Situs Punden Berundak Gunung Padang, mulai mendapat titik terang dan menambah asumsi baru.

Dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan 22-24 Juni itu, khususnya dari disiplin ilmu arkeologi, bisa disimpulkan bahwa Situs Gunung Padang lebih luas daripada Candi Bororbudur.

Menurut Ketua Tim Arkeologi yang merupakan bagian dari Tim Terpadu Penelitian Mandiri Situs Gunung Padang, Dr Ali Akbar, awalnya situs Gunung Padang ini diperkirakan hanya memiliki luas 0,4 hektare.



http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Gunung-Padang-1.jpg


Namun, setelah dilakukan pembersihan beberapa bagian dinding atau lereng punden berundak dari ilalang yang lebat menutupinya, tepat di sisi dinding timur ditemukan 20 lebih undakan atau terasering dengan ketinggian tiap undakan sekitar 1 meter.

Penemuan ini menjadi asumsi kuat bahwa di sisi lain pun akan ditemukan undakan yang sama. "Adanya undakan yang terus melebar hingga bawah itu menjadikan luas situs Gunung Padang tidak lagi 0,4 hektare atau hanya 400 meter persegi. Diperkirakan situs ini luasnya mencapai 15 hektare, sedangkan Candi Borobudur kan hanya 1,5 hektare. Jadi Situs Gunung Padang ini diperkirakan 10 kali lebih luas dari Borobudur," kata Ali saat ditemui Tribun di Situs Gunung Padang, Minggu (24/6).

Dalam proses pembersihan dinding situs itu, kata Ali, banyak juga temuan lain yang diperkirakan menguatkan asumsi awal yang menjadi latar dilakukannya penilitian, yakni bangunan punden berundak di atas bukit tersebut ditunjang oleh struktur susunan batuan andesit yang sama dengan di atas.

Mulai dari ditemukannya dua batu tegak di sisi timur yang diduga sebagai pintu masuk atau semacam gapura. Di sisi lainnya, yakni sisi selatan dan barat, belum bisa banyak dilakukan tim karena kondisi dinding sisi selatan, teras-terasnya sudah tidak beraturan. Diduga terjadi bencana longsor yang hebat pada masa lalu.

Di sisi barat teradang oleh kondisi longsoran tanah yang tebal dari sisi bukit di sebelahnya. Sementara undakan batu yang sekarang ini menjadi jalan menuju punden merupakan tangga masuk yang ada di sisi utara punden.

"Selain menemukan undakan di sisi timur, kami juga menemukan adanya indikasi kuat tentang undakan atau terasering itu memutar mengelilingi bukit. Sebab, pada setiap jarak tertentu ketika kita menaiki tangga masuk ke situs akan terlihat adanya susunan batu yang memanjang ke kanan dan kiri seakan membetuk terasering," kata Ali.

Dari hasil penelitian survei oleh Tim Geologi, Dr Danny Hilman Natawidjaja, yang juga sebagai peneliti Geotek dari LIPI, mengatakan, berdasarkan deteksi survei georadar, geolistrik, geomagnet dan pengeboran kecil untuk mengambil sampel, diduga kuat di bawah bangunan Punden Berundak Gunung Padang itu ada ruang kosong, bahkan dicurigai adanya pintu masuk seperti lorong.

Namun, semua itu harus dibuktikan dengan penelitian arkeologi. Meski belum dibuktikan oleh penelitian arkeologi, tim Geologi untuk sementara ini tetap berasumsi di bawah Situs Gunung Padang yang sekarang terdapat bangunan yang usianya lebih tua dari Situs Gunung Padang.

"Kami sebelumnya juga pernah menyebutkan bahwa hasil dating carbon pada sampel yang kami ambil dari kedalaman 8 meter dari atas teras kelima, diperoleh usia sampel karbon itu diperkirakan 11 ribu tahun Sebelum Masehi. Dan untuk sampel yang ada pada kedalaman 4 meter usia sekitar 4.700 tahun Sebelum Masehi," ujar Danny. ( tribunnews.com )

Blog : Berita Tekhnologi | Ternyata Situs Gunung Padang 10 Kali Luas Borobudur

READ MORE - Ternyata Situs Gunung Padang 10 Kali Luas Borobudur

Beginilah Gaya Kura-kura Bercinta Pada Zaman Dulu

Beginilah Gaya Kura-kura Bercinta Pada Zaman Dulu -- Sebuah fosil bisa menggambarkan beragam kejadian di masa lampau, termasuk yang baru-baru ini ditemukan di Jerman, yakni fosil sepasang kura-kura yang sedang bercinta.

Menurut para peneliti, fosil kura-kura bercinta ini merupakan kasus pertama dalam catatan fosil yang melibatkan hewan bertulang belakang alias vertebrata.


http://images.tempo.co/?id=120319&width=475
Kura-Kura atau Labi-Labi Moncong Babi (carettochelys insculpta). TEMPO/Cunding Levi

Para peneliti menyatakan sepasang kura-kura itu sedang apes. Alih-alih bisa menikmati kopulasi, keduanya malah terjebak dalam perangkap kematian. Kedua reptil itu tenggelam ke lapisan terdalam dari danau, tempat mereka berhubungan seks hampir 50 juta tahun lalu. "Lapisan itu diduga mengeluarkan gas vulkanik atau gas beracun yang mematikan," kata para peneliti berspekulasi.

Fosil itu ditemukan di Messel Pit, sebuah lokasi yang sebelumnya merupakan danau kawah vulaknik dalam di lingkungan tropis basah. Lokasi itu pernah dijadikan tambang minyak bumi. Namun beberapa tahun belakangan lokasi itu berubah menjadi tempat sempurna untuk mempelajari lingkungan Eosen, zaman antara 57-36 juta tahun lalu sewaktu hewan mamalia mulai menguasai Bumi. Kuda awal, reptil, primata, lebah madu, semut, burung raksasa yang tak terhitung jumlahnya dan kelelawar ketika itu menjejali Bumi.

Para peneliti kini fokus pada spesimen fosil kura-kura berumur 47 juta tahun yang sudah punah tersebut. Spesies dengan nama ilmiah Allaeochelys crassesculpta ini adalah jenis kura-kura berukuran kecil. Panjang tubuhnya diperkirakan hanya 20 sentimeter.

"Spesies ini tampak sangat mirip dengan kerabat terdekat mereka, yakni kura-kura hidung babi atau labi-labi (Carettochelys insculpta) dari Papua Nugini dan Australia, hanya ukurannya jauh lebih kecil," kata pemimpin penelitian, Walter Joyce, ahli fosil kura-kura dari University of Tübingen di Jerman.

Joyce mengatakan, kura-kura cenderung makan apa saja yang mereka temukan terapung dekat permukaan danau. Kebanyakan mangsa mereka adalah serangga, krustasea kecil, dan buah. "Kami tidak memiliki bukti adanya predasi kura-kura dewasa, tetapi kemungkinan mereka mewaspadai buaya yang hidup di danau yang sama," kata dia.

Berdasarkan analisis fosil, para peneliti menyatakan kura-kura jenis kuno ini kehilangan hampir semua sisik pada tubuh mereka. Seperti halnya labi-labi, kerabat terdekat yang masih hidup, Allaeochelys crassesculpta diduga memiliki kemampuan menyerap oksigen langsung dari air melalui kulit mereka. Kemampuan istimewa ini membantu mereka untuk terus berada di dalam air dalam waktu lama.

Hal menarik dari penemuan ini adalah adanya sejumlah fosil kura-kura lain yang juga ditemukan berpasangan. Joyce dan koleganya perlahan mendapati fakta bahwa reptil-reptil ini ternyata pasangan yang mati saat bercinta di dalam jurang yang mematikan. "Kami menemukan hewan yang mati saat kawin," kata dia. ( tempo.co )

Blog : Berita Tekhnologi | Beginilah Gaya Kura-kura Bercinta Pada Zaman Dulu

READ MORE - Beginilah Gaya Kura-kura Bercinta Pada Zaman Dulu

Setelah Ditunggu Seratus Tahun Lebih, Akhirnya Badak Sumatera Ini Melahirkan Juga

Setelah Ditunggu Seratus Tahun Lebih, Akhirnya Badak Sumatera Ini Melahirkan Juga -- Setelah ratusan tahun ditunggu-tunggu masyarakat dunia, Ratu, induk betina badak Sumatera bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) dilaporkan telah melahirkan seekor anak badak jantan pada Sabtu (23/6) dini hari. Ratu melahirkan di penangkaran Taman Nasional Way Kambas Kabupaten Lampung Timur,


http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/badak-sumatera-_120524181948-254.jpg


Informasi yang diperoleh menyebutkan, induk badak itu, Ratu, memang sudah hamil 15-16 bulan dan pada Sabtu sekitar pukul 01.00 WIB berhasil melahirkan seekor bayi badak jantan dalam kondisi sehat. Usai melahirkan, Ratu sendiri dalam kondisi sehat.

Kini keduanya dalam pengawasan sangat ketat untuk menjaga kondisi satwa langka itu tetap terjaga. Namun, informasi secara resmi belum dikeluarkan oleh Yayasan Badak Indonesia (YABI), pihak Kementerian Kehutanan maupun Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) serta pengelola SRS TNWK, tentang kelahiran badak yang sangat ditunggu-tunggu .

Peristiwa ini catatan sejarah tersendiri di dunia. Pasalnya, dalam 120 tahun terakhir belum ada keberhasilan kelahiran badak secara alamiah di habitat alaminya di dunia ini.

Populasi badak Sumatera yang ada di alam saat ini kian menurun, jumlahnya diperkirakan hanya tersisa sekitar 200 ekor. Sedangkan yang ada di luar habitat alaminya hanya tersisa 10 ekor (empat di SRS TNWK, tiga di Sabah Malaysia, dan tiga ekor di Amerika Serikat).

SRS TNWK berdiri sejak tahun 1998 merupakan tempat penangkaran badak Sumatera untuk upaya melindungi kelestarian populasi badak Sumatera di dunia. Terdapat empat ekor badak di penangkaran ini, satu ekor jantan yang didatangkan dari Amerika Serikat (badak "Andalas"), dan tiga ekor betina (Bina, Ratu, dan Rosa). ( republika.co.id )

Blog : Berita Tekhnologi |

READ MORE - Setelah Ditunggu Seratus Tahun Lebih, Akhirnya Badak Sumatera Ini Melahirkan Juga

Kura-Kura Ini Suka Ngemil Buaya

Kura-Kura Ini Suka Ngemil Buaya - Para ilmuwan menemukan fosil kura-kura yang 60 juta tahun silam pernah menghuni Amerika Selatan. Jauh berbeda dengan kura-kura modern, hewan pemakan daging ini dikatakan suka memakan buaya.

Diwartakan Live Science, Jumat (18/5/2012), hewan bertempurung keras tersebut ditemukan dalam sebuah tambang batubara di Colombia pada 2005 lalu. Kura-kura itu kemudian diberi nama Carbonemys cofrinii yang berarti coal turtle (kura-kura batubara).


http://img.okezone.com/content/2012/05/18/56/631628/GSyYj9blB9.jpg
Carbonemys cofrinii (foto: Live Science)


Berbeda dengan saudaranya di masa kini, Carbonemys cofrinii memiliki ukuran tubuh layaknya mobil berukuran kecil. Para peneliti mengatakan hewan ini termasuk dalam kelompok kura-kura berleher atau pelomedusoides.

Selain ukurannya yang amat besar, kura-kura purba itu juga dibekali taring dan rahang yang sangat kuat. Para peneliti mengatakan, hal tersebut berarti Carbonemys cofronii bisa memakan apapun mulai dari moluska, kura-kura lain yang lebih kecil, bahkan memakan buaya.

"Ini seperti memiliki satu kura-kura besar hidup di tengah danau. Kura-kura tersebut bertahan hidup dengan memakan semua kompetitor utamanya dalam memperoleh nutrisi," ujar peneliti dari North Carolina State University, dan Ksepka.

Pada sisa-sisa tubuh kura-kura purba lain dari wilayah yang sama, para peneliti menemukan bekas gigitan. Menurut mereka, hal ini mengindikasikan hewan bertempurung keras itu diburu oleh buaya atau predator berkuran besar. "Faktanya, buaya berukuran lebih kecil merupakan makanan yang mudah diperoleh raksasa ini," ujar Ksepka. ( okezone.com )

Blog : Berita Tekhnologi |

READ MORE - Kura-Kura Ini Suka Ngemil Buaya

Misteri Kiamat di Kalender Suku Maya

Misteri Kiamat di Kalender Suku Maya - - Para arkeolog berhasil menggali kalender tertua milik peradaban kuno suku Maya di dalam sebuah rumah kuno, di Amerika Tengah. Namun ternyata, kalender yang banyak dikaitkan dengan kiamat 2012 itu malah mengungkap misteri lain.

Rumah kuno tersebut bersisi ruangan penuh mural yang diduga sebagai tempat para juru catat merekam jejak kotanya. Para arkeolog memperkirakan artifak itu berasal dari abad ke sembilan, ratusan tahun lebih tua dari kalender di Maya Codices.


http://img.okezone.com/content/2012/05/16/56/630625/BUchvCIVH0.jpg
Mural kalender suku Maya (foto: Giantbomb)


Menurut arkeolog William Saturno dari Boston University, beberapa dari mural ini menampilkan siklus suku Maya seperti kalender upacara 260 hari, kalender Matahari 365 hari, kalender Venus 584 hari dan kalender Mars 780 hari.

Dilansir ABC News, Kamis (17/5/2012), ternyata, penemuan tidak berhenti di sana. Saturno mengatakan, "Suku Maya kuno memprediksi dunia akan terus berlanjut. Dan 7000 tahun dari sekarang, semuannya akan tetap seperti ini."

"Kita terus mencari tahu akhir dunia. Suku Maya saat itu mencari jaminan tidak akan terjadi perubahan. Ini merupakan dua titik pemikiran yang sangat berbeda," imbuhnya.

Lebih lanjut penemuan ini mengungkap tidak ada tanda bahwa kalender suku Maya berakhir pada 2012 seiring dengan berakhirnya dunia. Menurut profesor astronomi dan antropologi di Colgate University, Anthony Aveni, yang berakhir pada 2012 hanya salah satu siklus kalender.

"Pergeseran kalender Maya dari 120 ribu ke 130 ribu seperti odometer (alat penghitung jarak tempuh) pada mobil. Seiring berubahnya angka, mobil akan semakin dekat dengan tempat rongsokan. Suku Maya baru saja memulai kembali," tambahnya.

Blog : Berita Tekhnologi | Misteri Kiamat di Kalender Suku Maya

READ MORE - Misteri Kiamat di Kalender Suku Maya

Beginilah Cara Pintas Gunakan Gmail

Beginilah Cara Pintas Gunakan Gmail – Mengakses email tentu akan semakin mudah jika kita mengetahui cara pintas di keyboard. Untungnya, Gmail menawarkan serangkaian cara pintas keyborad untuk membantuk mengefisienkan aktivitas email pengguna.

Sebelum menguji cara pintas ini, pastikan Anda telah mengaktifkan pengaturan cara pintas keyboard di Gmail. Cara untuk mengaktifkannya, pertama pilih “Settings”, lalu pilih “General”, setelah itu aktifkan Keyboard Shortcut.

Berikut 7 cara pintas (shortcut) di Gmail, seperti dilansir dari Mashable, Rabu (6/6/2012):


http://img.okezone.com/content/2012/06/06/92/642281/Y2chuqffct.jpg



1. Tulis pesan: membuat pesan di Gmail mungkin cukup mudah dilakukan dengan cara biasa, tapi ada cara lain untuk melakukannya. Anda bisa menekan Shift+C di keyboard untuk membuat pesan di jendela (window) baru.

2. Gulir (scroll) email: Anda bisa menggulir pesan di kotak masuk dengan menekan K dan J. Ini bisa dilakukan ketika Anda ingin mengakses email baru dan lama satu per satu.

3. Memilih pesan: Saat mengakses kotak masuk email, Anda bisa menekan X untuk memilih salah satu pesan.

4. Membalas pesan dan meneruskan pesan: Saat Anda membuka sebuah email, tekan R untuk membalasnya. Sedangkan untuk meneruskan pesan, Anda bisa menekan F di keyboard.

5. Simpan pesan di draft: Jika Anda sedang menulis pesan dan tiba-tiba ingin menyimpannya, maka tekan Ctrl+S. Setelah itu, maka secara otomatis pesan akan tersimpan di draft.

6. Hapus pesan: Cara mudah untuk menghapus sebuah pesan, cukup tekan tanda #. Maka setelah itu, pesan akan langsung terhapus.

7. Tandai pesan yang dibaca atau tidak dibaca: Setelah Anda memilih pesan, tekan Shift+I untuk menandai telah dibaca dan Shift+U sebagai pesan yang belum dibaca. ( okezone.com )

Blog : Berita Tekhnologi | Beginilah Cara Pintas Gunakan Gmail

READ MORE - Beginilah Cara Pintas Gunakan Gmail

Heboh ... !!! Penemuan Tengkorak 'Vampire' di Bulgaria

Heboh ... !!! Penemuan Tengkorak 'Vampire' di Bulgaria -- Arkeolog asal Bulgaria menemukan tengkorak berusia ratusan tahun dengan batang besi yang tertancap di dadanya. Mayat yang kini menjadi tengkorak itu, diyakini oleh peneliti sebagai korban dari ritual anti-vampir kuno.

Dilansir Sky, Kamis (7/6/2012), menurut Kepala National History Museum di Bulgaria, Bozhidar Dimitrov, dua kerangka atau tengkorak yang ditemukan itu berasal dari abad pertengahan (Middel Ages) dan berada di dekat Laut Hitam, Sozopol. "Kedua kerangkat itu ditusuk dengan batang yang menggambarkan sebuah praktek umum di beberapa desa Bulgaria sampai dekade pertama abad ke-20," ujar Dimitrov.


http://img.okezone.com/content/2012/06/06/56/642713/bhBpi55pQu.jpg


Kisah takhayul yang telah beredar luas pun merujuk pada batang besi yang ditempa melalui tulang dada dan hati kedua tengkorak tersebut. Ketika itu, ritual tersebut dilakukan dan dipercaya sebagai bentuk 'penghentian' dari apa yang mereka takutkan bisa kembali setelah kematian untuk menyantap darah orang yang masih hidup dan meneror orang-orang saat mereka tidur.

Pada masa itu, orang percaya batang besi itu bisa mencegah mereka meninggalkan kuburan mereka pada tengah malam. Hingga kini pun, cerita tersebut tampaknya masih beredar dan sering digambarkan dalam film mengenai sosok vampire.

Pada 2004, Arkeolog Petar Balabanov menggali kerangka dengan enam buah paku tertancap di sebuah situs dekat kota Debelt bagian timur. Ia mengatakan ritual pagan (penyembahan berhala) juga dipraktekkan di negara tetangganya seperti Serbia dan negara Balkan (Eropa bagian tenggara) lainnya.

Legenda vampir merupakan bagian terpenting dari cerita rakyat di kawasan itu. Kisah yang paling terkenal adalah kisah seorang bangsa Romania yang dikenal sebagai Dracula yang bertarung dengan musuh perangnya untuk kemudian meminum darah mereka. ( okezone.com )

Blog : Berita Tekhnologi | Heboh ... !!! Penemuan Tengkorak 'Vampire' di Bulgaria

READ MORE - Heboh ... !!! Penemuan Tengkorak 'Vampire' di Bulgaria

Inilah Riwayat Tujuh Transit Venus Yang Diketahui

Inilah Riwayat Tujuh Transit Venus Yang Diketahui - Ahli astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Sten Odenwald mengatakan manusia baru tujuh kali menyaksikan transit, terhitung sejak ditemukannya teleskop.

Pengamatan transit pertama dilakukan oleh dua astronom amatir, Jeremiah Horrocks dan William Crabtree. Keduanya melakukan pengamatan dari tempat terpisah: Liverpool dan Manchester. Pada 4 Desember 1639, menggunakan proyeksi teleskop, keduanya menyaksikan noktah hitam bergerak di depan matahari.


http://images2.tempo.co/?id=35270&width=475

Pada abad ke-18, tak ada seorang pun ahli astronomi mengetahui tinggi matahari di langit. Diskusi oleh ahli astronomi selama satu abad sampai pada kesimpulan bahwa transit bisa digunakan untuk mengukur jarak matahari. Penghitungan ini menggunakan prinsip triangulasi. Pada waktu bersamaan, pengamat di dua lokasi akan menyaksikan Venus di posisi berbeda di piringan matahari. Perbedaan posisi ini menentukan jarak matahari.

Transit 1761 menjadi kesempatan pertama pengukuran jarak matahari. Astronom di Eropa dan Amerika menyebar ke berbagai lokasi sambil membopong teleskop canggih yang mereka miliki. Termasuk ke Indonesia. Pengamatan berhasil dilakukan di Batavia. Ketika itu, Gerrit de Haan, Pieter Jan Soele, dan Johan Maurits Mohr mengamati transit dari Jakarta bermodalkan dua teleskop cermin. Pengamatan berlangsung sukses dan hasilnya dilaporkan Moore dalam karya ilmiah yang terbit dua tahun kemudian. Transit 1761 disaksikan oleh 176 orang di seluruh dunia.

Pada 1769, pelaut kondang asal Inggris, James Cook, kembali mengukur jarak matahari. Dalam pelayarannya, ia membawa ahli astronomi untuk mengamati transit dari lokasi bernama "Point of Venus" di Tahiti. Kehadiran wartawan yang selalu mengirimkan laporan terbaru ekspedisi ini membuat upaya Cook menjadi perhatian luas masyarakat Eropa dan Amerika. Pengamatan Cook kemudian dibandingkan dengan data dari Norrington dan Pennsylvania, Amerika Serikat.

"Masyarakat antusias dengan upaya ilmuwan mengukur benda pengisi alam semesta," ujar Odenwald melalui telekonferensi. Pada 1770, kapal Endeavour James Cook merapat di Batavia. Mohr pun bertemu dengan Cook dan bertukar data pengamatan transit. "Sepasang transit di abad ke-18 ini belum memberikan kepastian jarak matahari," ujar Odenwald. "Peralatan pengukuran waktu itu belum canggih benar."

Setelah menunggu lebih dari satu abad, astronom memanfaatkan transit Venus pada 1874 dan 1882. Ketika itu dunia telah mengenal fotografi sehingga pergerakan Venus bisa direkam menggunakan kamera.

Pada abad ke-19, transit Venus juga mulai menjadi perhatian masyarakat. Di Amerika Serikat, masyarakat menggunakan kaca yang digelapkan untuk menatap matahari dan noktah hitam. Jumlah orang yang menyaksikan transit pun membengkak dibandingkan fenomena sebelumnya. Transit Venus pun menjadi tontonan masyarakat di seluruh dunia.

Transit terakhir terjadi 8 Juni 2004. Delapan tahun lalu, Venus--Dewi Cinta dalam mitologi Romawi--melintas selama 6 jam 12 menit di sisi selatan matahari. Ketika itu, transit bisa disaksikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hanya penduduk Pasifik Selatan yang tak bisa menyaksikan fenomena tersebut. Dalam waktu dekat, tepatnya pada 6 Juni 2012, dunia sudah siap menonton fenomena ini karena selanjutnya transit ini akan terjadi lagi pada 2117. ( tempo.co )

Blog : Berita Tekhnologi | Inilah Riwayat Tujuh Transit Venus Yang Diketahui

READ MORE - Inilah Riwayat Tujuh Transit Venus Yang Diketahui