Google Ungkap Identitas Bloger. Nasip Prita yang sekedar curhat lewat email diproses hukum, bagaimana dengan mereka yang sengaja mencaci dan melecehkan? Padahal dijamin, tulisan macam itu di dunia maya bisa ditemukan tiap hari dan orang cenderung mengacuhkan. Namun di AS, seorang model bernama, Liskula Cohen, yang tampil di sampul majalah Vogue dan di media lain, memutuskan bertindak lain.
"Mengapa saya harus membiarkan? Mengapa? Mengapa saya harus mengacuhkan? Saya tidak menemukan satu alasan untuk mengabaikan, jadi tidak saya abaikan," tulis Cohen, dalam wawancara di acara "Good Morning America" dengan pemandu Diane Sawyer. Cohen disebut 'skank' dan 'ho' oleh seorang komentator dalam sebuah blog. Dalam bahasa slank Inggris Amerika, dua kata itu berarti perempuan murahan dan pelacur.
Postingan blog itu muncul setahun lalu dan blog dilaporkan sudah dimatikan pada Maret tahun ini. Dalam postingan terdapat pula gambar Cohen di bawah tulisan berbunyi "Skankiest in NYC".
"Mengapa saya harus membiarkan? Mengapa? Mengapa saya harus mengacuhkan? Saya tidak menemukan satu alasan untuk mengabaikan, jadi tidak saya abaikan," tulis Cohen, dalam wawancara di acara "Good Morning America" dengan pemandu Diane Sawyer. Cohen disebut 'skank' dan 'ho' oleh seorang komentator dalam sebuah blog. Dalam bahasa slank Inggris Amerika, dua kata itu berarti perempuan murahan dan pelacur.
Postingan blog itu muncul setahun lalu dan blog dilaporkan sudah dimatikan pada Maret tahun ini. Dalam postingan terdapat pula gambar Cohen di bawah tulisan berbunyi "Skankiest in NYC".
NEWSROOM MAGAZINE
Google
Cohen berkata ia memutuskan menuntut Google untuk mengijinkan komentar macam itu tayang di blog, yang tayang di layanan Blogger.com milik Google. Ia yang juga menggambarkan dirinya sebagai "pemeluk monogami' mengatakan postingan itu merusak citranya dan menyulitkan ia untuk mendapat tawaran pekerjaan.
Tayangan itu, membuat Hakim Joad Madden dari Pengadilan Tinggi Negara Bagian New York, dalam sidangnya, memerintahkan Google mengungkapkan identitas si bloger. Google sebenarnya hanya memberi alamat IP dan email kepada Cohen, namun itu cukup untuk mengungkap identitas bloger wanita tersebut.
Tidak mau menyebut nama si bloger, Cohen menyatakan ia berniat untuk menuntut penulis itu secara pribadi atas perusakan nama baik. Ia juga menuturkan bahwa telah berbicara dengan si bloger lewat telepon dan ternyata si bloger tak mau meminta maaf meski Cohen menambahkan, dirinya telah memaafkan si penulis.
Masalah hukum
"Kami sangat bersimpati kepada siapa pun yang mungkin menjadi korban pelecehan maya," ujar Google, dalam sebuah wawancara email yang dilansir oleh InternetNews, Rabu (19/8), menanggapi persoalan tersebut. "Kami juga sangat peduli untuk menghormati hal pribadi dan hanya akan memberikan informasi tentang pengguna sebagai respon perintah pengadilan,"
"Jika isi menurut sidang pengadilan bersifat merusak, kami tentu akan menghilangkannya sesegera mungkin," imbuh Google. "Kami tidak dapat berkomentar pada kasus spesifik, namun itu kebijakan kami untuk menaati perintah sah dari pengadilan," ujar perusahaan.
Menurut wartawan tersohor di Paman Sam dan seorang bloger, Richard Brandt, raksasa pencarian itu sudah seharusnya taat pengadilan. "Secara hukum, Google tidak punya pilihan. Kebijakan Google tidak memberikan informasi pribadi siapa pun kecuali diperintah oleh pengadilan," ujar penulis teknologi yang akan menerbitkan buku tentang pendiri-pendiri Google itu.
Dalam wawancara "Good Moring Amerika", Diane, sang pemandu menuturkan kuasa hukum bloger berargumen bahwa opini dan omongan sampah adalah hal umum di Internet. Sebagai respon, pengacara Cohen, Steven Wagner, tak kalah keras mendebat dengan kutipan pernyataan Hakim Madden "Hak amandemen pertama keseimbangan adalah hak setiap orang untuk dilindungi dari perkataan melukai dan merusak nama baik,"
Steven menyatakan aturan tersebut memberi pesan, internet bukan lagi tempat aman dari bahasa-bahasa kasar yang melecehkan. Terhadap debat itu, Richard setuju bila beberapa batasan harus diterapkan.
"Anda tidak bisa sekedar melecehkan dan menghina seseorang dengan anonim atau pun sebaliknya. Jika anda mengatakan sesuatu yang menyakiti reputasi atau karir seseorang, anda sudah seharusnya digugat secara hukum," ujar Richard. "hanya karena di dalam internet, anda bisa bersikap sesuka hati tanpa perlindungan hukum" [ republika.co.id ]
Blog : Surau Tingga || Judul : Google Ungkap Identitas Bloger
Tidak ada komentar:
Posting Komentar