Inilah Hewan Eksentrik Di Kawasan Hutan Tadah Hujan - Seekor katak tanpa paru-paru, keong berekor panjang hingga serangga terpanjang di dunia adalah spesies baru yang ditemukan dalam tiga tahun sejak rencana konservasi hutan Borneo digelar.
Rencana itu secara bersama-sama dilaksanakan oleh pemerintah Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia untuk melindungi 220.000 km persegi hutan hujan tropis yang tak tergantikan.
Dalam laporan World Wildlife Fund berjudul "Borneo's New World" ditemukan spesies baru di Borneo yang menjadi paru-paru dunia. Secara terinci ditemukan 123 spesies baru sejak konservasi digelar mulai Februari 2007.
"Dalam tiga tahun terakhir, penemuan ilmiah independen membuktikan adanya kehidupan baru yang terus ditemukan di Borneo," kata Adam Tomasek, pemimpin Heart of Borneo (HoB) dari WWF seperti diberitakan dari thestar.com.
Misalnya, keong ekor panjang dijuluki siput "ninja". Keong ini ditemukan pada daun di hutan dataran tinggi, di mana makhluk itu suka membungkus ekor panjang di sekitar tubuhnya ketika beristirahat.
Keong ini merupakan bagian dari sebuah keluarga invertebrata yang unik. Ia menggunakan "anak panah" saat bercinta dengan pasangan. Tombak kecil akan menembus dan menyuntikkan hormon ke pasangan sehingga meningkatkan peluang terjadinya reproduksi.
Spesies lainnya adalah serangga raksasa yang panjangnya 57 centimeter. Ini ditemukan pada 2008 dan hanya tiga spesimen yang telah ditemukan. Di Borneo telah lama terkenal dihuni oleh serangga raksasa, termasuk beberapa kecoak besar sepanjang 10 cm.
Para penjelajah sesungguhnya telah mengunjungi pulau Kalimantan selama berabad-abad. Namun, wilayah yang luas membuat kawasan ini belum dieksplorasi secara biologi.
"Hamparan hutan tak tergantikan ini dapat dilestarikan bagi anak-anak kita," katanya. Janji bahwa akan lebih banyak penemuan yang menggoda untuk generasi berikutnya akan mendorong peneliti merenung.
HoB adalah rumah bagi 10 spesies primata, lebih dari 350 burung, 150 reptil dan amfibi. Yang lebih mengejutkan 10.000 tanaman yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Rata-rata penemuan sejak HoB dibentuk mencapai lebih dari tiga spesies baru per bulan. Ini adalah fakta yang cukup untuk meyakinkan bahwa keputusan melindungi Kalimantan merupakan tindak yang benar. Dengan begitu banyak spesies baru ditemukan setiap bulan, WWF telah membuat suatu wilayah menjadi prioritas global.
Berdasarkan perjanjian 2007, tiga pemerintah yang menguasai wilayah Kalimantan berkomitmen untuk meningkatkan perlindungan kawasan dan manajemen lintas batas, pengembangan ekowisata, serta mendukung pengelolaan sumber daya berkelanjutan.
Tiga tahun ini, kata Tomasek, rencana Heart of Borneo membuktikan bahwa Kalimantan menjadi wilayah tak tergantikan untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Caranya, dengan membentuk sebuah kerangka kerja aksi untuk melindungi keanekaragaman hayati Borneo secara global.
Segudang spesies eksentrik baru-baru ini telah bermunculan dari persembunyiannya di kawasan hutan tadah hujan Kalimantan, termasuk serangga yang dikenal memiliki 'tongkat' terpanjang di dunia dan jenis spesies kodok yang dapat berubah warna, demikian menurut sejumlah ilmuwan.
Laporan baru WWF merinci 123 spesies yang baru diidentifikasi yang telah ditemukan sejak Februari 2007 ketika tiga negara yang berada di Kalimantan (Indonesia, Malaysia dan Brunei) setuju untuk menjadikan 220.000 km2 kawasan hutan di pulau itu hutan lindung, yang kemudian dijadikan sebagai Jantung Borneo (Heart of Borneo = HoB).
Rata-rata ditemukan tiga spesies dalam satu bulannya.
Sebelumnya, para ilmuwan memperkirakan bahwa di sana ada kira-kira dua juta spesies dari yang dikenal di Bumi dan di seluruh dunia sampai saat ini diperkirakan masih ada 5 juta sampai 100 juta spesies yang masih belum ditemukan.
"Selama tiga tahun yang lalu para ilmuwan independen telah menemukan beberapa bentuk kehidupan di Jantung Borneo," kata Adam Tomasek, yang memimpin proyek WWF itu. Ini adalah pengenalan dari geng baru itu:
Serangga terpanjang: Ukuran panjangnya lebih dari 0,5 meter, dia merupakan serangga bertongkat paling panjang di dunia (Phobaeticus chani), telah ditemukan dekat Gunung Kinabalu Park, Sabah. Sejauh ini, hanya tiga spesimen dari spesies ini yang ditemukan, semua di Jantung Borneo.
Ular berapi-api: Ular Kopstein (Dendrelaphis kopsteini) panjangnya kira-kira 1,5 meter. Lehernya berwarna oranye terang, yang berbaur menjadi beraneka warna dan biru, hijau pada sepanjang tubuhnya.
Kodok yang bertukar warna : Disebut dengan nama Rhacophorus penanorum, spesies kodok kecil ini, yang jantan tumbuh dengan ukuran 3,5 cm, telah ditemukan di Taman Nasional Gunung Mulu, Sarawak, di Jantung Borneo. Juga dikenal dengan sebutan kodok terbang Mulu, amfibi ini memiliki satu moncong kecil dan tidak biasanya spesies kodok memiliki kulit berwarna hijau cerah pada malam hari namun warna itu berubah menjadi coklat pada siang hari. Spesies ini memiliki kebiasaan hidup dari pohon ke pohon.
Burung berkacamata: Disebut demikian karena lingkaran yang ada di matanya.
Siout Ninja : Siput berwarna hijau dan kuning ini (Ibycus rachelae) telah ditemukan di dedaunan di satu kawasan hutan pegunungan pada ketinggian 1.900 m di Sabah, Malaysia.
Mungkin masih banyak yang harus mendapatkan namanya daripada apa yang terlihat.
"Perbedaan antara siput (slug) dengan keong (snail) tidak begitu jauh. Sebagian besar siput, termasuk yang baru ditemukan itu, adalah semi-siput yang artinya mereka masih memiliki cangkang, namun cangkang itu demikian kecil sehingga siput tersebut tidak dapat membawa masuk tubuhnya ke dalam sarangnya," kata Schilthuizen kepadaLiveScience.
Dan meski mereka menemukan beberapa siput baru dan spesies keong, Schilthuizen mengatakan lingkungan hutan di Kalimantan itu tidak ideal bagi binatang. Itu disebabkan daratannya memiliki keasaman yang tinggi, yang melarutkan sarang keong.
Secara keseluruhan, Jantung Borneo kini dikenal sebagai habitat bagi 10 spesies primata, lebih dari 350 jenis burung, 150 reptil dan amfibi serta 10.000 pohon yang dapat ditemukan di mana saja di muka bumi ini, demikian menurut laporan baru itu.
Untuk memelihara spesies-sepsies ini dan habitatnya yang aman dari kematian, sesuai dengan persetujuan tahun 2007, ketiga pemerintah telah menyatakan tekadnya untuk melindungi dan berusaha menjaga kelangsungan kawasan itu. ( suaramedia.com )
Rencana itu secara bersama-sama dilaksanakan oleh pemerintah Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia untuk melindungi 220.000 km persegi hutan hujan tropis yang tak tergantikan.
Dalam laporan World Wildlife Fund berjudul "Borneo's New World" ditemukan spesies baru di Borneo yang menjadi paru-paru dunia. Secara terinci ditemukan 123 spesies baru sejak konservasi digelar mulai Februari 2007.
"Dalam tiga tahun terakhir, penemuan ilmiah independen membuktikan adanya kehidupan baru yang terus ditemukan di Borneo," kata Adam Tomasek, pemimpin Heart of Borneo (HoB) dari WWF seperti diberitakan dari thestar.com.
Misalnya, keong ekor panjang dijuluki siput "ninja". Keong ini ditemukan pada daun di hutan dataran tinggi, di mana makhluk itu suka membungkus ekor panjang di sekitar tubuhnya ketika beristirahat.
Keong ini merupakan bagian dari sebuah keluarga invertebrata yang unik. Ia menggunakan "anak panah" saat bercinta dengan pasangan. Tombak kecil akan menembus dan menyuntikkan hormon ke pasangan sehingga meningkatkan peluang terjadinya reproduksi.
Spesies lainnya adalah serangga raksasa yang panjangnya 57 centimeter. Ini ditemukan pada 2008 dan hanya tiga spesimen yang telah ditemukan. Di Borneo telah lama terkenal dihuni oleh serangga raksasa, termasuk beberapa kecoak besar sepanjang 10 cm.
Para penjelajah sesungguhnya telah mengunjungi pulau Kalimantan selama berabad-abad. Namun, wilayah yang luas membuat kawasan ini belum dieksplorasi secara biologi.
"Hamparan hutan tak tergantikan ini dapat dilestarikan bagi anak-anak kita," katanya. Janji bahwa akan lebih banyak penemuan yang menggoda untuk generasi berikutnya akan mendorong peneliti merenung.
HoB adalah rumah bagi 10 spesies primata, lebih dari 350 burung, 150 reptil dan amfibi. Yang lebih mengejutkan 10.000 tanaman yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Rata-rata penemuan sejak HoB dibentuk mencapai lebih dari tiga spesies baru per bulan. Ini adalah fakta yang cukup untuk meyakinkan bahwa keputusan melindungi Kalimantan merupakan tindak yang benar. Dengan begitu banyak spesies baru ditemukan setiap bulan, WWF telah membuat suatu wilayah menjadi prioritas global.
Berdasarkan perjanjian 2007, tiga pemerintah yang menguasai wilayah Kalimantan berkomitmen untuk meningkatkan perlindungan kawasan dan manajemen lintas batas, pengembangan ekowisata, serta mendukung pengelolaan sumber daya berkelanjutan.
Tiga tahun ini, kata Tomasek, rencana Heart of Borneo membuktikan bahwa Kalimantan menjadi wilayah tak tergantikan untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Caranya, dengan membentuk sebuah kerangka kerja aksi untuk melindungi keanekaragaman hayati Borneo secara global.
Segudang spesies eksentrik baru-baru ini telah bermunculan dari persembunyiannya di kawasan hutan tadah hujan Kalimantan, termasuk serangga yang dikenal memiliki 'tongkat' terpanjang di dunia dan jenis spesies kodok yang dapat berubah warna, demikian menurut sejumlah ilmuwan.
Laporan baru WWF merinci 123 spesies yang baru diidentifikasi yang telah ditemukan sejak Februari 2007 ketika tiga negara yang berada di Kalimantan (Indonesia, Malaysia dan Brunei) setuju untuk menjadikan 220.000 km2 kawasan hutan di pulau itu hutan lindung, yang kemudian dijadikan sebagai Jantung Borneo (Heart of Borneo = HoB).
Rata-rata ditemukan tiga spesies dalam satu bulannya.
Sebelumnya, para ilmuwan memperkirakan bahwa di sana ada kira-kira dua juta spesies dari yang dikenal di Bumi dan di seluruh dunia sampai saat ini diperkirakan masih ada 5 juta sampai 100 juta spesies yang masih belum ditemukan.
"Selama tiga tahun yang lalu para ilmuwan independen telah menemukan beberapa bentuk kehidupan di Jantung Borneo," kata Adam Tomasek, yang memimpin proyek WWF itu. Ini adalah pengenalan dari geng baru itu:
Serangga terpanjang: Ukuran panjangnya lebih dari 0,5 meter, dia merupakan serangga bertongkat paling panjang di dunia (Phobaeticus chani), telah ditemukan dekat Gunung Kinabalu Park, Sabah. Sejauh ini, hanya tiga spesimen dari spesies ini yang ditemukan, semua di Jantung Borneo.
Ular berapi-api: Ular Kopstein (Dendrelaphis kopsteini) panjangnya kira-kira 1,5 meter. Lehernya berwarna oranye terang, yang berbaur menjadi beraneka warna dan biru, hijau pada sepanjang tubuhnya.
Kodok yang bertukar warna : Disebut dengan nama Rhacophorus penanorum, spesies kodok kecil ini, yang jantan tumbuh dengan ukuran 3,5 cm, telah ditemukan di Taman Nasional Gunung Mulu, Sarawak, di Jantung Borneo. Juga dikenal dengan sebutan kodok terbang Mulu, amfibi ini memiliki satu moncong kecil dan tidak biasanya spesies kodok memiliki kulit berwarna hijau cerah pada malam hari namun warna itu berubah menjadi coklat pada siang hari. Spesies ini memiliki kebiasaan hidup dari pohon ke pohon.
Burung berkacamata: Disebut demikian karena lingkaran yang ada di matanya.
Siout Ninja : Siput berwarna hijau dan kuning ini (Ibycus rachelae) telah ditemukan di dedaunan di satu kawasan hutan pegunungan pada ketinggian 1.900 m di Sabah, Malaysia.
Mungkin masih banyak yang harus mendapatkan namanya daripada apa yang terlihat.
"Perbedaan antara siput (slug) dengan keong (snail) tidak begitu jauh. Sebagian besar siput, termasuk yang baru ditemukan itu, adalah semi-siput yang artinya mereka masih memiliki cangkang, namun cangkang itu demikian kecil sehingga siput tersebut tidak dapat membawa masuk tubuhnya ke dalam sarangnya," kata Schilthuizen kepadaLiveScience.
Dan meski mereka menemukan beberapa siput baru dan spesies keong, Schilthuizen mengatakan lingkungan hutan di Kalimantan itu tidak ideal bagi binatang. Itu disebabkan daratannya memiliki keasaman yang tinggi, yang melarutkan sarang keong.
Secara keseluruhan, Jantung Borneo kini dikenal sebagai habitat bagi 10 spesies primata, lebih dari 350 jenis burung, 150 reptil dan amfibi serta 10.000 pohon yang dapat ditemukan di mana saja di muka bumi ini, demikian menurut laporan baru itu.
Untuk memelihara spesies-sepsies ini dan habitatnya yang aman dari kematian, sesuai dengan persetujuan tahun 2007, ketiga pemerintah telah menyatakan tekadnya untuk melindungi dan berusaha menjaga kelangsungan kawasan itu. ( suaramedia.com )
Blog : Surau Tingga || Judul : Inilah Hewan Eksentrik Di Kawasan Hutan Tadah Hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar