Pembaca Hindari Berita Online Berbayar



Pembaca Hindari Berita Online Berbayar – Meminta orang membayar untuk berita online yang mereka bayar sama saja dengan "memaksakan kupu-kupu kembali menjadi kepompong". Demikian hasil survei sebuah lembaga konsumen. Survei ini menjadi salah satu mata kajian kebijakan industri media massa baru yang bertajuk The Project for Excellence in Journalism.

Laporan ini menyebutkan, enam dari 10 orang Amerika biasa mendapatkan informasi dari situs berita online. Rata-rata, satu orang menghabiskan waktu tiga hingga empat menit perkunjungan ke satu situs berita.

Selain itu, 35 persen konsumen situs berita online mempunyai satu situs favorit yang akan dicek setiap hari. Sisanya, sangat potensial untuk "disasar" media massa online. Namun meski tiap orang itu punya situs favotir, sebagian besar besar tidak menyukai situs berita online berbayar. Hanya 19 persen saja di antara mereka yang "rela" membayar untuk berita yang mereka baca.

Di dunia maya, tingkat loyalitas menjadi lumer jika sudah berbicara tentang bayar-membayar. Survei membuktikan, meski sudah mempunyai situs favorit, 82 persen orang menyatakan akan mencari di tempat lain jika favorit mereka mulai menuntut pembayaran.

"Jika berpindah ke sistem membayar, pengelola media berita online harus mencari cara mengatasi penolakan konsumen yang signifikan," kata Tom Rosenstiel, direktur proyek.

Beberapa situs kini berancang-ancang menjadi situs berita berbayar. The Wall Street Journal berencana mengkomersilkan beberapa kontennya dan The New York Times baru-baru ini mengumumkan rencana untuk membebankan biaya atas akses penuh ke situs web mereka. Mulai tahun depan di bawah sistem meteran, pembaca Times hanya akan diperbolehkan untuk mengklik pada sejumlah cerita secara gratis setiap bulan, dan membebankan sejumlah biaya bagi pembaca yang melebihi tingkat itu.

The Associated Press bulan lalu mengumumkan satu unit bisnis baru, AP Gateway, yang didesain untuk membantu dan mempromosikan produk untuk membantu koran dan media penyiaran mendulang rupiah dari online. Mereka tengah merancang aplikasi yang nantinya akan bisa diakses melalui i-Pad.

Menurut Jane Seagrave, senior vice president AP, pembaca online enggan membayar untuk berita-berita online umum, tapi tidak untuk berita-berita seputar gadget baru, termasuk smartphone. ( republika.co.id )



Blog : Surau Tingga || Judul : Pembaca Hindari Berita Online Berbayar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar