Fosil Kepala Gajah Purba Seberat 1 Kwintal

Fosil Kepala Gajah Purba Seberat 1 Kwintal. Harry Nugroho, seorang guru SDN Panjunan I dan II di Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur, sejak 1990 mengumpulkan beragam fosil yang diperkirakan merupakan fosil binatang purba.

"Kalau jumlah fragmen yang sudah saya temukan ratusan, dari berbagai jenis binatang purba. Terbaru yang saya temukan fosil kepala gajah purba," kata Harry Nugroho, guru SDN Panjunan I dan II, Jumat.

KOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI
Fosil gading gajah purba (Stegodon elephas) yang kini ditempatkan di Museum Mahameru, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, retak dan pecah, Senin (12/1). Kerusakan itu terjadi pada saat pemindahan fosil dari Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, ke museum.

Seluruh fragmen fosil yang diperkirakan binatang purba di antaranya, "karabau" (kerbau purba), "cervia" (kijang), "stegodon trigono chepalus", "mastodon", "elephas", "babos" dan "bubalus", semuanya disimpan di sebuah ruangan di sekolah setempat.

Menurut Harry, fosil yang diperkirakan kepala gajah purba atau "stegodon trigonochepalus" itu, ditemukan di galian Waduk Wotan Ngare, di Desa Wotan Ngare, Kecamatan Kalitidu, Kamis (12/11). Fosil tersebut, memiliki berat satu kuintal dan ditemukan ketika ada penggalian waduk di daerah setempat.

"Saya menganggap fosil gajah kepala purba ini, masih utuh," katanya.

Bersamaan ditemukannya kepala gajah purba yang diperkirakan sudah berusia ratusan juta tahun itu, sekaligus ditemukan gading gajah purba dalam bentuk fragmen dengan panjang 60 cm dan diameter 20 cm yang sudah patah.

"Kami menemukan semua fosil ini di sejumlah lokasi situs purbakala di Bojonegoro," katanya mengungkapkan. Berdasarkan peta dan catatan di buku geologi Bojonegoro, memiliki sungai purba yang diduga kuat menyimpan misteri kehidupan purba.

Harry menjelaskan, sejak 1990 itu, dalam mencari fosil berbagai macam jenis binatang purba tersebut, panduannya sebuah peta dan buku yang diperoleh dari seorang dosen Fakultas Ilmu Bumi dan Mineral ITB yakni Dr Ir Johan Arif, M.T.

Dalam buku dengan judul, "Geology on the Bojonegoro Quadrangle Java" yang diterbitkan H.Pringgo Prawiro A.T. Rahardjo (and) Sukido pada tahun 1976 itu, memandu Harry Nugroho menemukan beragam jenis fosil binatang purba.

"Di buku ini disebutkan jelas, wilayah Bojonegoro memiliki sejarah kehidupan purba," katanya sambil menunjukkan isi buku itu.

Di ruangan di sekolah setempat, ratusan jenis fragmen binatang purba, mulai gigi, tulang kaki, gading, kepala, atau yang lainnya sebagian disimpan di dalam 30 kotak almari dan yang memiliki ukuran besar, ditata mirip di sebuah museum.

"Sewaktu-waktu anak-anak di sekolah ini saya minta ikut membersihkan fosil ini, untuk perawatan," katanya menjelaskan.

Harry mengaku, tertarik mengumpulkan fosil berbagai macam jenis binatang purba di wilayah Bojonegoro itu, karena tidak ingin benda yang memiliki nilai sejarah tinggi tersebut jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

"Kelak fosil ini tetap saya serahkan kepada pemerintah, namun sebelumnya akan saya serahkan ITB dulu, untuk memastikan umur fosil ini," katanya menjelaskan. [ kompas.com ]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Nikotin Sebagai Obat, Manfaat Dan Bahayanya

Seks sesama jenis antar betina bukan hal yang langka pada Bonobo

Mengenali Gejala Kerusakan Mobil Yang Umum Dan Penyebabnya