Sengketa Di Puncak Gunung Everest


Sengketa Di Puncak Gunung Everest - Nepal mencari bantuan komunitas internasional untuk menghentikan sengketa berkepanjangan soal ketinggian Gunung Everest. Cina sejak lama menyatakan ketinggian gunung itu harus dihitung ulang. Namun sejumlah negara pada 2010 sepakat dengan ketinggian 8.848 meter seperti yang dinyatakan Nepal.


http://www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2012/03/01/everest.jpg
DUNIA internasional menerima ketinggian Gunung Everest adalah 8.848 meter.*

Sengketa ini tak pernah secara penuh terselesaikan dan ketinggian di kawasan itu yang terus bertambah semakin menambah kebingungan. "Karena kami tidak mampu menyelesaikan tugas ini sendirian, maka kami mempersiapkan sebuah rencana dan meminta bantuan dunia," kata Direktur Jenderal Departemen Survei Nepal, Raj BC kepada "BBC News".

Raj mengatakan proyek selama tiga tahun itu sudah dimulai dengan banyak hal yang harus diselesaikan. "Dana dan teknologi yang menjadi kendala selama ini. Misalnya kami tidak memiliki peralatan yang bisa bekerja di suhu -45C," papar Raj.

"Kami membutuhkan data dari instrumen gravitasi, penyetara puncak dan sistem posisi global (GPS) untuk mendapatkan hasil lengkap. Agar semua teknologi ini bisa digunakan, pertama-tama kami harus memiliki infrastruktur di base camp Everest. Lalu kami harus memobilisasi sherpa dengan orang yang bisa menangani teknologi ini," papar dia.

Setelah semua kendala teratasi, lanjut Raj, maka data yang diperoleh harus diolah dengan cara yang diterima komunitas sains internasional.

Cina bersikukuh ketinggian Everest sebenarnya hampir empat meter lebih pendek dari angka yang menjadi pegangan resmi pemerintah Nepal. Namun Nepal menegaskan ketinggian sebuah gunung harus dihitung hingga puncak saljunya, seperti dilakukan untuk gunung di seluruh dunia.

Sengketa ini muncul dalam pertemuan terakhir antara Nepal dan Cina yang membahas titik perbatasan di Himalaya. Pemerintah Nepal menegaskan meski sengketa soal ketinggian Everest muncul dalam pembicaraan perbatasan, namun Nepal tetap memegang ukuran tinggi yang sudah ditetapkan. Meski demikian Nepal menyetujui adanya penghitungan baru untuk menghentikan perbedaan pendapat ini selamanya.

Para ahli geologi mengatakan puncak pegunungan Himalaya masih berusia muda dan masih terus tumbuh bersamaan dengan anak benua India yang terus bergerak di bawah patahan Eurasia. Pergerakan lempeng ini membuat ketinggian gunung-gunung di Himalaya masih terus bertambah.

Sementara itu sebuah Universitas Denmark dan organisasi masyarakat Italia menyatakan siap membantu pengukuran tinggi Gunung Everest. Namun mereka mengatakan hanya memiliki dana dan kapasitas terbatas sehingga bantuan komunitas internasional sangat dibutuhkan.

Kedua lembaga itu belum memutuskan berepa besar dana yang dibutuhkan dan sejumlah kalangan mengatakan proyek ini akan sangat mengandalkan donor. "Proyek mengukur ketinggian Everest sedang dikembangkan dan pemerintah Nepal belum memiliki penjelasan lengkap," kata pakar perbatasan dan mantan Dirjen Departemen Survei Nepal, Buddhi Narayan Shrestha.

"Proyek ini pada dasarnya adalah mempekerjakan orang asing meski kita telah memiliki teknologi, perangkat lunak dan kemampuan mengerjakannya sendiri," lanjut Shrestha.

Ketinggian Gunung Everest pernah disengketakan sejak pengukuran pertama pada 1856. Namun dunia internasional menerima ketinggian 8,848 meter yang diukur lembaga survei India pada 1955. Pada 1999, sebuah tim dari Amerika Serikat menggunakan teknologi GPS mencatat ketinggian Everest 8,850, yang kini digunakan komunitas National Geographic.

Sayangnya, Nepal pun menolak hasil perhitungan ini dan terus mempertahankan angka ketinggian Everest yang sudah ditetapkannya. ( pikiran-rakyat.com )

Blog : Surau Tingga || Judul : Sengketa Di Puncak Gunung Everest


Tidak ada komentar:

Posting Komentar