Kajian Ilmiah Tentang Tendangan Pinalti - Tendangan penalti kerap kali menjadi momen terpenting dalam sebuah pertandingan. Seorang psikolog dari sebuah universitas di Inggris melakukan penelitian yang mengungkap bagaimana menjadi penendang penalti yang sukses.
Sang peneliti adalah Greg Wood, psikolog dari Exeter University, Inggris. Ia mengatakan penendang penalti harus bisa tenang dan tak terpengaruh oleh gerakan kiper.
"Kita selalu terbiasa untuk fokus pada sesuatu yang kita anggap bisa mengancam. Dan dalam tendangan penalti, satu-satunya hal yang bisa mengancam adalah kiper. Jadi kita selalu memperhatikan gerakan kiper," kata Wood.
"Harusnya kita hanya harus berkonsentrasi pada arah ke mana kita akan menendang bola. Jangan hiraukan kiper."
Wood meneliti pemain sepakbola di level universitas. Mereka diminta memakai alat yang bisa memantau pergerakan mata untuk mengetahui seberapa khawatir mereka terhadap sesuatu.
Hasil penelitian mengungkapkan jika semakin khawatir maka akan semakin besar fokus seseorang pada ancaman. Dalam tendangan penalti, ancaman yang ada adalah kiper tim lawan.
Semakin khawatir sang algojo penalti maka akan semakin besar kemungkinan ia akan menendang bola justru ke arah kiper.
Wood juga mengatakan jika semakin heboh pergerakan kiper sebelum bola ditendang, contohnya dengan melompat-lompat, maka makin besar perhatian penendang pada kiper itu. Dan hal ini justru akan membuat arah tendangan akan dekat pada tubuh sang kiper.
Kesimpulan yang didapat Wood didukung oleh mantan kiper Liverpool Bruce Grobbelaar yang mengatakan sudah memakai 'ilmu' memecah konsentrasi untuk bisa sukses memblok bola.
"Di final Piala Eropa melawan Roma, saya melakukan gerakan 'kaki spaghetti' saat adu tendangan penalti yang akhirnya dimenangi kami. Orang bilang saya tak menghormati lawan. Padahal saya mencoba untuk merusak konsentrasi lawan," kata Grobbelaar. (Super Sport)
Sang peneliti adalah Greg Wood, psikolog dari Exeter University, Inggris. Ia mengatakan penendang penalti harus bisa tenang dan tak terpengaruh oleh gerakan kiper.
"Kita selalu terbiasa untuk fokus pada sesuatu yang kita anggap bisa mengancam. Dan dalam tendangan penalti, satu-satunya hal yang bisa mengancam adalah kiper. Jadi kita selalu memperhatikan gerakan kiper," kata Wood.
"Harusnya kita hanya harus berkonsentrasi pada arah ke mana kita akan menendang bola. Jangan hiraukan kiper."
Wood meneliti pemain sepakbola di level universitas. Mereka diminta memakai alat yang bisa memantau pergerakan mata untuk mengetahui seberapa khawatir mereka terhadap sesuatu.
Hasil penelitian mengungkapkan jika semakin khawatir maka akan semakin besar fokus seseorang pada ancaman. Dalam tendangan penalti, ancaman yang ada adalah kiper tim lawan.
Semakin khawatir sang algojo penalti maka akan semakin besar kemungkinan ia akan menendang bola justru ke arah kiper.
Wood juga mengatakan jika semakin heboh pergerakan kiper sebelum bola ditendang, contohnya dengan melompat-lompat, maka makin besar perhatian penendang pada kiper itu. Dan hal ini justru akan membuat arah tendangan akan dekat pada tubuh sang kiper.
Kesimpulan yang didapat Wood didukung oleh mantan kiper Liverpool Bruce Grobbelaar yang mengatakan sudah memakai 'ilmu' memecah konsentrasi untuk bisa sukses memblok bola.
"Di final Piala Eropa melawan Roma, saya melakukan gerakan 'kaki spaghetti' saat adu tendangan penalti yang akhirnya dimenangi kami. Orang bilang saya tak menghormati lawan. Padahal saya mencoba untuk merusak konsentrasi lawan," kata Grobbelaar. (Super Sport)
Blog : Surau Tingga || Judul : Kajian Ilmiah Tentang Tendangan Pinalti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar