Mengenal Ragam Corak dan Folosofi Batik. Batik memiliki nilai yang sarat dengan makna dan filosofi. Batik adalah teknik perintang warna dengan menggunakan lilin (malam), yang telah ada sejak pertama kali diperkenalkan nama batex oleh Chastelein, seorang anggota Raad van Indie (dewan Hindia) pada tahun 1705.
Pada masa itu penanaman dan penenunan kapas sebagian besar berpusat di pulau Jawa. Penduduk biasa mengenakan kain yang dilukis dengan cara mereka sendiri. Tetapi kaum bangsawan Jawa pada masa itu selalu mengenakan kain dari Gujarat. "Seharusnya mereka selalu mengenakan kain batik," kata Boyonz mengutip Chastelein. Akhirnya teknik itu berkembang dan dikenakan oleh hampir semua kalangan, sampai dengan sekarang.
Boyonz menjelaskan sebagaimana namanya batik adalah ngemban titik. Yang secara filosofis berarti padat karya, sebab membatik memang membutukan serta melibatkan banyak tenaga kerja. Mulai mendesain, menggambar motif, membuka-tutup kain dengan malam, mewarnai, hingga memasarkan batik itu sendiri. Secara filosofi lainnya mbatik juga bisa berarti mbabate teko sitik. Hal itu, lantaran membatik membutuhkan kesabaran luar biasa dan mengingat membatik bersumber dari kata hati.
Lebih jauh seperti diterangkan Boyonz, batik pada mulanya menjadi bagian dari craftmanship. Namun seiring penetrasi teknologi produksi dan pewarnaan, kental sekali nuansa industrinya. Pada akhirnya kitapun hanya mengenal batik tulis (handdrawn), kemudian teknik yang ditinggalkan sejak abad 19 berupa batik cap (handstamp). Yang paling mutakhir inovasi di Pekalongan yaitu membatik malam dengan screen yang biasa dipakai dan dikenal dalam teknik sablon atau printing.
Selain itu, batik memiliki kekayaan tak hanya filosofi, makna, ragam, motif dan warna. Batikpun memiliki perbedaan atau keragaman mengenai proses pembuatan atau jenisnya sebagai berikut :
1. Batik tulis.
Adalah semua proses dikerjakan secara manual, satu per satu, dengan canting, lilin malam, kain, dan pewarna.
2. Batik cap.
Digunakan alat cap atau stempel yang telah terpola batik. Stempel tersebut diceupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat disbanding pada proses batik tulis, karena pada batik tulis pola tersebut harus dilukis titik demi titik dengan canting, sedangkan pada batik cap dengan sekali tekan anda dapat menyelesaikannya.
3. Batik printing atau sablon.
Pada proses batik ini, pola telah diprint di atas alat sablon, sehingga pembatikan dan pewarnaan bias dilakukan secara langsung. Jadi, proses batik dapat diselesaikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Dengan demikian, proses hanya akan dan tentu saja memerlukan waktu yang lebih cepat disbanding pada proses batik tulis dan batik cap. ( tempointeraktif.com )
Ragam Corak dan Folosofi Batik
Pada masa itu penanaman dan penenunan kapas sebagian besar berpusat di pulau Jawa. Penduduk biasa mengenakan kain yang dilukis dengan cara mereka sendiri. Tetapi kaum bangsawan Jawa pada masa itu selalu mengenakan kain dari Gujarat. "Seharusnya mereka selalu mengenakan kain batik," kata Boyonz mengutip Chastelein. Akhirnya teknik itu berkembang dan dikenakan oleh hampir semua kalangan, sampai dengan sekarang.
Boyonz menjelaskan sebagaimana namanya batik adalah ngemban titik. Yang secara filosofis berarti padat karya, sebab membatik memang membutukan serta melibatkan banyak tenaga kerja. Mulai mendesain, menggambar motif, membuka-tutup kain dengan malam, mewarnai, hingga memasarkan batik itu sendiri. Secara filosofi lainnya mbatik juga bisa berarti mbabate teko sitik. Hal itu, lantaran membatik membutuhkan kesabaran luar biasa dan mengingat membatik bersumber dari kata hati.
Lebih jauh seperti diterangkan Boyonz, batik pada mulanya menjadi bagian dari craftmanship. Namun seiring penetrasi teknologi produksi dan pewarnaan, kental sekali nuansa industrinya. Pada akhirnya kitapun hanya mengenal batik tulis (handdrawn), kemudian teknik yang ditinggalkan sejak abad 19 berupa batik cap (handstamp). Yang paling mutakhir inovasi di Pekalongan yaitu membatik malam dengan screen yang biasa dipakai dan dikenal dalam teknik sablon atau printing.
Selain itu, batik memiliki kekayaan tak hanya filosofi, makna, ragam, motif dan warna. Batikpun memiliki perbedaan atau keragaman mengenai proses pembuatan atau jenisnya sebagai berikut :
1. Batik tulis.
Adalah semua proses dikerjakan secara manual, satu per satu, dengan canting, lilin malam, kain, dan pewarna.
2. Batik cap.
Digunakan alat cap atau stempel yang telah terpola batik. Stempel tersebut diceupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat disbanding pada proses batik tulis, karena pada batik tulis pola tersebut harus dilukis titik demi titik dengan canting, sedangkan pada batik cap dengan sekali tekan anda dapat menyelesaikannya.
3. Batik printing atau sablon.
Pada proses batik ini, pola telah diprint di atas alat sablon, sehingga pembatikan dan pewarnaan bias dilakukan secara langsung. Jadi, proses batik dapat diselesaikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Dengan demikian, proses hanya akan dan tentu saja memerlukan waktu yang lebih cepat disbanding pada proses batik tulis dan batik cap. ( tempointeraktif.com )
Blog : Surau Tingga || Judul : Mengenal Ragam Corak dan Folosofi Batik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar