Kromosom dan Rahasia Penuaan. Ia sudah mendapat kepastian kabar gembira itu sejak pukul lima pagi ketika masih bermalas-malasan di atas pembaringan. Tapi ia tak mau memberi komentar barang secuil sampai ia sudah benar-benar selesai menyiapkan anak-anaknya berangkat ke sekolah pagi itu.
Pagi subuh itu, Carol W. Greider, 48 tahun, profesor genetik dan biologi molekuler di Fakultas Kedokteran John Hopkins University, memang sudah mendapat telepon dari Stockholm, Swedia. Goran Hansson, profesor di Institut Karolinska, mengabarkan bahwa ia terpilih bersama profesor pembimbingnya dulu di Berkeley, Elizabeth. H. Blackburn, dan Jack W. Szostak, profesor genetik di Massachusetts General Hospital di Boston yang juga masih mengajar di Fakultas Kedokteran Harvard, sebagai penerima Nobel Kedokteran tahun ini.
Ketiganya berhak atas hadiah uang tunai senilai 10 juta kronor atau hampir Rp 14 miliar dan tiket pergi ke upacara penghargaan yang sangat bergengsi itu di Stockholm pada 10 Desember nanti. Gembira, itu jelas. "Ini adalah suatu penghargaan yang tidak pernah berani Anda harapkan," kata Greider, Senin pagi waktu setempat, ketika ia sudah "bebas dari kewajibannya sebagai ibu rumah tangga" dan bersedia diwawancarai.
Greider melukiskan, risetnya tentang enzim telomerase, yang mengendalikan proses penggandaan kromosom dan karenanya menentukan berbagai proses mulai kanker sampai penuaan, dimulai dengan sejumlah eksperimen yang sebatas hendak memahami bagaimana sel-sel bekerja. Discoveries driven by pure curiosity, begitu istilahnya.
"Tidak terpikir ketika memulai pekerjaan ini bahwa telomerase terkait dengan kanker, kami hanya penasaran bagaimana kromosom bisa tetap utuh setelah sel membelah," ibu dua anak itu menjelaskan.
Toh, Institut Karolinska menganggap bidang yang digarap Greider, Blackburn, dan Szostak merupakan persoalan besar dalam dunia biologi. Ketiganya dinilai berjasa menambah dimensi baru dalam pengetahuan tentang sel dengan menemukan peran penting telomere, bagian ujung kromosom yang mirip bungkus plastik di ujung tali sepatu, dan enzim pembentuknya, telomerase.
Blackburn, 60 tahun, adalah orang pertama yang menunjuk telomere dibentuk lewat teknik sequencing DNA sederhana. Bersama Szostak, 57 tahun, profesor biologi dan fisiologi di University of California, San Francisco, itu lalu menetapkan bahwa sequencing DNA yang berulang inilah yang membuat kromosom stabil dan tidak rusak meski sel bolak-balik membelah.
Di ujung 1980-an, selang satu dekade kemudian, Blackburn mengajak Greider, yang saat itu mahasiswa bimbingannya di program doktoral, mengidentifikasi telomerase, enzim yang bertanggung jawab atas kinerja telomere. Belakangan Greider menemukan bahwa setiap enzim telomerase organisme berisi komponen RNA yang berperan sebagai cetakan untuk sequencing berulang DNA telomere.
Ketiganya, terutama hasil riset oleh Greider, mewariskan teknik riset obat yang sangat "seksi" di bidang kanker. Para ahli yakin enzim telomerase memainkan peran vital yang membuat sel tumor tumbuh dan bereproduksi tak terkendali. Merck & Co (MRK.N), misalnya, sedang mengembangkan sebuah vaksin yang bisa melumpuhkan enzim tersebut bersama perusahaan biotek Amerika Serikat, Geron (GERN.O).
Uji klinis tahap pertama vaksin terapetik itu sudah berjalan sejak tahun lalu. "Penelitian ini memiliki implikasi medis sangat luas untuk kanker, penyakit bawaan tertentu, dan penuaan," ujar Rune Toftgard, profesor lainnya dari Institut Karolinska.
Tapi, tidak seperti kanker, penyakit dan penuaan justru disebabkan oleh telomere yang cacat. Bagian ini tak bisa mempertahankan panjangnya, tapi memendek, mati, dan sel pun akhirnya rusak. Jika saja aktivitas telomerase tetap tinggi dan panjang, telomere bisa dipertahankan, penuaan sel-sel pun bisa ditunda. WURAGIL | AP | REUTERS | NOBELPRIZE
TELOMERE
Fungsi dan Pembentukannya
1. Misteri Telomere
Telomere (diambil dari bahasa Yunani, yaitu telos, yang berarti ujung, dan mere, yang berarti bagian) kelihatannya melindungi kromosom. Tapi bagaimana?
Sel
Kromosom
Telomere
Setiap telomere berisi urut-urutan (sequence) DNA yang unik dan diulang beberapa kali.
Urutan DNA itu bervariasi untuk setiap spesies. Yang ditunjukkan di sini milik tetrahymena, organisme sel tunggal yang hidup dalam air.
2. DNA telomere terungkap melindungi kromosom.
Tetrahymena
Kromosom dengan telomere
DNA telomere
Sel ragi
Kromosom mini buatan
Sel ragi
Kromosom mini diintroduksi ke dalam sel ragi. Mereka tidak terproteksi dan karena itu rusak.
DNA Telomere diekstrak dari tetrahymena, dipasangkan dengan kromosom mini buatan dan diintroduksi ke dalam sel ragi. Kromosom-kromosom mini itu menjadi terproteksi dari degradasi dan tetap utuh.
3. Sintesis telomere dapat dijelaskan: telomerase membangun DNA telomere.
DNA
Telomere
DNA telomere dibangun basa per basa
Cetakan RNA
Telomerase
Protein
RNA
Telomerase beroperasi di ujung-ujung kromosom. Ia adalah enzim yang terdiri atas protein dan urut-urutan RNA. RNA berperan sebagai cetakan untuk pembuatan DNA telomere.
Tanpa telomerase, kromosom memendek setiap kali sel membelah. Akhirnya DNA telomere terkikis habis dan kromosom pun rusak.
Telomerase memelihara keutuhan DNA telomere. Ini memungkinkan kromosom terselin utuh setiap kali sel membelah. [ tempo.com ]
Blog : Surau Tingga || Judul : Kromosom dan Rahasia Penuaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar